
Apa itu Ethereum?
Ethereum adalah blockchain terdesentralisasi dengan protokol open source. Blockchain ini memiliki aset kripto sendiri, yaitu Ether. Jaringan Ethereum tidak hanya menyediakan aset kripto, tetapi juga mendefinisikan diri sebagai "uang yang dapat diprogram".
Platform Ethereum menggunakan smart contract, yaitu kontrak yang otomatis aktif ketika memenuhi serangkaian kondisi yang telah ditentukan. Ini memungkinkan pengguna membuat aplikasi di jaringannya, termasuk game, jejaring sosial, dan layanan keuangan.
Karena sifatnya yang terdesentralisasi, blockchain Ethereum tidak dikendalikan atau diatur oleh otoritas pusat seperti bank atau pemerintah. Sebaliknya, blockchain ini menawarkan transparansi penuh kepada penggunanya, bukti kepemilikan, ketahanan terhadap sensor, dan jaminan waktu aktif hampir 24/7 sepanjang tahun.
Mengapa ada perubahan ke Ethereum 2.0?
Ethereum 2.0, disebut juga ETH2 atau ETH 2.0, bukanlah perubahan sistem Ethereum yang pertama. Ethereum telah melalui lima edisi yang berbeda. Akan tetapi, Ethereum 2.0 lebih signifikan karena merupakan perubahan terbesar Ethereum sejauh ini, dengan tujuan menjadi platform kripto yang lebih cepat, lebih efisien, lebih ramah lingkungan, dan dengan skala yang lebih mudah ditingkatkan.
Dalam hal kecepatan pemrosesan, saat ini Ethereum dapat memproses sekitar 30 transaksi per detik. Ethereum 2.0 akan meningkatkan kecepatan itu hingga menjadi 100.000 transaksi per detik, dan ini merupakan lompatan besar. Bagaimana itu bisa dilakukan? Ethereum 2.0 berencana mewujudkan perubahan tersebut melalui dua upgrade: Proof-of-Stake (PoS) dan Sharding.
Mari kita bahas kedua upgrade tersebut untuk lebih memahami pengertian dan fungsinya.
Proof-of-Work vs. Proof-of-Stake
Salah satu terobosan penting Ethereum 2.0 adalah transisi dari mekanisme konsensus Proof-of-Work (PoW) ke Proof-of-Stake (PoS). Mari kita pahami dengan lebih terperinci.
Apa itu mekanisme konsensus?
Mekanisme konsensus adalah algoritma anti-gagal yang digunakan dalam teknologi blockchain. Protokol ini memastikan sinkronisasi di seluruh jaringan dan memverifikasi validitas transaksi aset kripto. Fungsi utama mekanisme konsensus adalah memastikan semua transaksi valid di antara seluruh node yang terdistribusi.
Sebagai contoh, Bitcoin menggunakan mekanisme konsensus PoW dan melibatkan penambang yang menggunakan daya komputasi kompleks untuk menambang dan memvalidasi block baru di blockchain Bitcoin. Kerja penambang itu disebut PoW, yang memastikan bahwa transaksi itu valid.
Apa itu Proof-of-Work?
PoW mewajibkan semua partisipan di suatu blockchain untuk memverifikasi transaksi dengan menggunakan node, yang merupakan sistem komputer mereka sendiri. Penambang eksogen bersaing untuk dapat menambahkan transaksi baru ke dalam blockchain dan mendapat imbalan.
Apa itu Proof-of-Stake?
PoS adalah mekanisme untuk memverifikasi transaksi berdasarkan jumlah ETH yang di-stake oleh validator. Blockchain Ethereum menggunakan ETH yang di-stake ini untuk mengamankan transaksi. Protokol PoS Ethereum mengharuskan validator memiliki setidaknya 32 ETH untuk memastikan keamanan operasi.
Metode ini mengurangi kebutuhan akan hardware yang kompleks dan mahal karena pengguna tidak memerlukannya untuk memvalidasi transaksi. Energi yang diperlukan dalam mekanisme PoS juga lebih rendah sehingga makin banyak orang yang bisa menjadi validator Ethereum.
Mengapa perubahan ini penting?
PoW menghabiskan banyak energi untuk menambang block baru dan memvalidasi transaksi kripto. Dan banyak daya komputasi yang terbuang sia-sia karena kegagalan memproses transaksi atau ketidakmampuan memecahkan masalah kompleks yang diperlukan untuk menambang block.
PoS akan mengurangi waktu dan biaya yang diperlukan dalam aktivitas itu. Hasilnya, biaya transaksi Ethereum juga akan berkurang sehingga Ether dan aset kripto lainnya lebih mudah diakses dan terjangkau bagi pengguna rata-rata. Ethereum 2.0 akan memberi imbalan kepada orang yang memiliki dan staking ETH, bukan memberi insentif kepada penambang.
Semua ini mengarah pada aksesibilitas yang lebih tinggi. Makin terjangkau ETH, makin banyak partisipan di blockchain. Penambahan pengguna juga akan menambah jumlah transaksi yang terverifikasi, dan kemudian mengarah pada tingkat pertumbuhan efektif yang memungkinkan Ethereum 2.0 untuk diskalakan menjadi lebih besar.
Sharding
Sharding melibatkan pemisahan satu blockchain menjadi beberapa grup konsensus yang disebut Shard. Alih-alih membebani satu blockchain, sharding membagi daya komputasi yang diperlukan untuk memproses dan memvalidasi transaksi, sehingga seluruh jaringan menjadi lebih efisien dan berkelanjutan.
Dengan demikian, pekerjaan pun tersebar, dan pemeliharaan blockchain tidak bertumpu pada daya komputasi di satu node saja. Setiap node menyimpan catatan pada Shard masing-masing. Validator, yaitu individu di balik setiap node, terus berpindah dari satu Shard ke Shard lain untuk mengurangi risiko manipulasi.
Di pusat Ethereum 2.0 terdapat Beacon Chain, yaitu mekanisme yang mengelola dan menampung basis data validator dan mengoordinasi semua Shard. Beacon Chain menciptakan dan memverifikasi Shard baru, serta memberi imbalan ETH kepada validator untuk menjaga keamanan Shard.
Peta jalan Ethereum 2.0
Sejak diluncurkan pada tahun 2015, Ethereum telah berkembang pesat sebagai blockchain multiguna terbesar di luar aset kripto murni. Implementasi Ethereum 2.0 berjalan lancar, yang dirilis dalam tiga fase:
- Fase 0: Beacon Chain diluncurkan di inti jaringan Ethereum 2.0 pada Fase 0. Fase ini dirilis pada bulan Desember 2020 dan mengukuhkan Beacon Chain sebagai mekanisme koordinasi yang memfasilitasi sharding.
- Fase 1: Dijadwalkan untuk diluncurkan sekitar kuartal ketiga tahun 2022. Dalam Fase 1 ini, Beacon Chain juga akan bergabung dengan Ethereum 1.0 (ETH1) ketika ETH1 menjadi Shard ETH2 melalui proses yang disebut "docking." Fase 1 juga akan meluncurkan 64 Shard yang kemudian diintegrasikan ke dalam mainnet Ethereum. Proses docking adalah aspek signifikan dalam merge dan dapat dianggap sebagai Fase 1.5.
- Fase 2: Semua Shard yang berjumlah 64 tadi akan mencapai fungsionalitas penuh dengan kompatibilitas smart contract dalam Fase 2. Selain itu, Ethereum 2.0 juga memungkinkan integrasi aplikasi terdesentralisasi (dApp), transaksi, dan interoperabilitas lintas Shard.
Kesalahpahaman
Ethereum 2.0 memantik banyak debat sebelum diluncurkan, dan debat itu kemudian memunculkan beberapa kesalahpahaman, seperti:
Apakah Ethereum 2.0 aset kripto baru?
Ethereum bukanlah aset kripto. Ethereum adalah blockchain yang menaungi Ether, dan Ether adalah aset kripto Ethereum.
Ethereum 2.0 tidak akan mengubah aspek Ether, tetapi akan membawa beberapa perubahan pada fungsionalitas blockchain Ethereum. Semua transaksi ETH yang ada hingga saat ini tidak akan berubah setelah peluncuran Ethereum 2.0.
Biaya gas akan otomatis turun ketika perubahan diberlakukan
Keterbatasan Ethereum saat ini terletak pada daya pemrosesannya. Meskipun dikatakan bahwa kecepatan pemrosesan akan meningkat dari 30 transaksi per detik menjadi 100.000 transaksi per detik di ETH 2.0, biaya gas yang dibayarkan pengguna untuk menyelesaikan transaksi tidak akan banyak berubah hanya karena perubahan ini. Namun, setelah merge, kemungkinan akan banyak aktivitas yang bermigrasi ke solusi skala dengan biaya gas yang diharapkan lebih rendah.
Aplikasi harus diupdate supaya kompatibel dengan ETH 2.0
Pengguna Ethereum rata-rata tidak perlu khawatir karena dApp (aplikasi terdesentralisasi), DeFi (keuangan terdesentralisasi), NFT (non-fungible token), dan aplikasi lainnya tidak akan mengalami perubahan dan akan terus berfungsi normal.
Ini akan membereskan semua masalah skalabilitas
Vitalik mengatakan bahwa solusi penskalaan seperti L2 tetap akan diperlukan setelah upgrade ini selesai. Ethereum tidak akan menjadi produk akhir, dan selalu ada ruang untuk iterasi.
Penundaan
Ethereum 2.0 akan diluncurkan pada tahun 2023, meskipun rencana peluncuran awalnya adalah tahun 2019. Developer utama Ethereum, Tim Beiko, menyebut bug dan kompleksitas kode sebagai alasan penundaan yang berkepanjangan. Ada kemungkinan bahwa metode pengembangan terdesentralisasi juga berkontribusi pada penundaan tersebut. Penundaan ini dapat merugikan posisi Ethereum di pasar kripto, sehingga memunculkan rumor dan spekulasi tentang penerus barunya. Namun demikian, sebagai blockchain paling populer di dunia yang memfasilitasi berbagai tujuan penggunaan, peluncuran Ethereum 2.0 sangat dinantikan oleh komunitas kripto dan teknologi.
Bagaimana masa depan kripto?
Ruang kripto sedang berkembang pesat. Tertundanya perilisan Ethereum 2.0 mungkin menguntungkan bagi aset kripto lain. Worldcoin adalah perusahaan baru yang bertujuan untuk memberikan bagian gratis kriptonya kepada semua orang di planet ini dengan tetap memastikan privasi untuk pengguna.
Di Worldcoin, kami percaya pada kekuatan kripto, tetapi kami juga memahami kebutuhan privasi dan anonimitas pengguna. Untuk informasi lebih lanjut, silakan berlangganan blog kami dan bergabung dengan komunitas kripto yang terus berkembang, bersama Worldcoin!