Apa Itu Stablecoin dan Bagaimana Cara Kerjanya?

29 Oktober 2025 Bacaan 9 Menit

Apa itu stablecoin?

Stablecoin adalah jenis aset kripto yang nilainya terikat pada aset lain yang relatif "stabil" seperti dolar AS, euro, atau emas.

Di sisi lain, sebagian besar aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar bersifat fluktuatif. Banyak yang berpendapat bahwa aset-aset ini sulit digunakan sebagai alat pembayaran karena volatilitasnya. Sebagai contoh, nilai satu Bitcoin pada tahun 2010 mungkin hanya cukup untuk membeli sebatang permen, tetapi Bitcoin yang sama saat ini bisa setara dengan harga sebuah mobil. Ada pula aset kripto lain yang nilainya menurun sebanyak kenaikan nilai Bitcoin. Volatilitas seperti ini bisa menjadi tantangan karena, sebagai pembeli, kamu tentu menginginkan stabilitas dalam aset yang kamu gunakan untuk bertransaksi.

Stablecoin menawarkan alternatif dengan mengurangi volatilitas ini, sehingga berpotensi membuatnya lebih cocok untuk digunakan secara rutin. Pembayaran lintas negara, biaya transaksi rendah, opsi self-custody, serta kombinasi stabilitas mata uang fiat konvensional dengan fleksibilitas aset digital membuat stablecoin menarik bagi jutaan orang. Untuk memahami alasannya, kita harus mengetahui cara kerja stablecoin.

Apakah Bitcoin itu stablecoin?

Bitcoin (BTC) bukanlah stablecoin. Stablecoin bertujuan untuk mempertahankan nilai yang stabil melalui mata uang fiat atau aset lain seperti emas. Nilai Bitcoin volatil jika dibandingkan. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang Bitcoin klik di sini.

Apa yang bisa kita lakukan dengan stablecoin?

Stablecoin tampak menjanjikan di atas kertas, tetapi apa yang bisa kita lakukan dengan stablecoin? Apakah stablecoin cukup praktis untuk digunakan di kehidupan nyata? Jawabannya adalah ya. Berikut beberapa cara kita dapat menggunakan stablecoin:

  • Menyimpan nilai: Dibandingkan dengan aset kripto tradisional yang volatil, nilai stablecoin biasanya tetap konsisten dengan aset yang menjadi patokannya - ini memungkinkan pemilik stablecoin untuk menyimpan nilai.
  • Perdagangan aset: Saat berdagang mata uang kripto, pengguna dapat menggunakan stablecoin sebagai pasangan aset kripto, yang membantu mereka mempertahankan nilai dan memiliki korelasi yang lebih jelas atas nilai aset kripto tersebut.
  • Mendapatkan bunga: Dengan meminjamkan stablecoin, pengguna bisa mendapatkan bunga. Perlu dicatat bahwa layanan staking ini seringkali berisiko dan tidak diizinkan di beberapa negara - pastikan untuk menilai semua risikonya sebelum menggunakan produk ini.
  • Transfer uang dengan biaya rendah: Pengguna tidak perlu membayar biaya transfer besar untuk mengirim uang lintas negara. Dengan stablecoin yang beroperasi di jaringan berbiaya rendah, biaya transaksi bisa lebih kecil dari beberapa sen. Selain itu, stablecoin tidak memerlukan rekening bank untuk mengirim uang ke seluruh dunia.
  • Kirim uang secara internasional: Biaya transaksi yang rendah dan proses yang cepat berarti kamu tidak perlu menunggu lama untuk mengirim atau menerima uang lintas negara. Stablecoin menawarkan cara yang cepat dan terjangkau untuk mengirim uang ke seluruh dunia tanpa repot. Mengirim uang sebesar $200 lintas negara menggunakan stablecoin bisa menelan biaya kurang dari $0,10, dibandingkan dengan rata-rata biaya global sebesar $12 melalui metode tradisional.

Bagaimana stablecoin membantu memberikan perlindungan terhadap inflasi?

Banyak mata uang fiat tradisional rentan terhadap inflasi, terutama di negara dengan suku bunga tinggi. Sebaliknya, mata uang seperti dolar AS atau euro cenderung lebih tahan terhadap inflasi dalam 20 tahun terakhir. Stablecoin seperti Tether dan USDC memiliki patokan terhadap dolar AS, artinya inflasinya bisa lebih rendah daripada mata uang lokal. Individu dapat menukar uangnya ke stablecoin dan mendapatkan eksposur terhadap inflasi dolar AS sehingga nilainya tetap terjaga.

Dengan demikian, stablecoin memungkinkan pengguna untuk memiliki peluang menyimpan nilai yang setara dengan pemegang dolar AS, di mana pun mereka berasal. Siapa pun dengan akses internet dapat menggunakan stablecoin untuk bertransaksi sehari-hari.

Apa saja jenis stablecoin?

Stablecoin hadir dalam beberapa jenis. Masing-masing menggunakan mekanisme sendiri untuk menstabilkan nilainya.

Stablecoin yang didukung fiat bertujuan menjaga rasio cadangan 1:1 dengan mata uang terkait. Misalnya, Tether dipatok ke dolar AS dengan rasio 1:1, yang berarti satu unit tether harus didukung oleh satu unit dolar AS, dan total kapitalisasi pasar tether harus didukung 1:1 oleh aset. ​​

Mata uang digital bank sentral (CBDC) adalah versi elektronik dari mata uang fiat. Perbedaan utama antara aset kripto yang sudah ada dan CBDC terletak pada fakta bahwa CBDC didukung oleh pemerintah serta diterbitkan oleh bank sentral suatu negara. Nilai CBDC terikat pada nilai mata uang utama dari pemerintah yang menerbitkannya.

Mari kita lihat berbagai jenis stablecoin untuk memahami bagaimana aset-aset tersebut didukung:

  • Stablecoin dengan jaminan fiat – Stablecoin jenis ini menyimpan cadangan mata uang fiat seperti dolar AS sebagai jaminan untuk memastikan nilai stablecoin tetap stabil.
  • Stablecoin dengan dukungan komoditas – Stablecoin jenis ini menggunakan aset seperti logam mulia (emas dan perak) atau komoditas seperti minyak mentah sebagai jaminan.
  • Stablecoin dengan jaminan kripto – Stablecoin jenis ini didukung oleh aset kripto lain seperti Bitcoin atau Ether. Karena aset kripto cadangannya bisa bersifat fluktuatif, jumlah cadangan yang disimpan harus melebihi kapitalisasi pasar stablecoin tersebut, sehingga terjadi kelebihan jaminan (over-collateralization) untuk memastikan desain ekonomi yang stabil.
  • Stablecoin algoritmik – Stablecoin jenis ini menggunakan algoritma dan desain ekonomi untuk mempertahankan nilai pasar yang stabil. Stablecoin jenis ini masih belum terbukti dan memiliki tingkat risiko tertinggi saat ini; banyak di antaranya yang nilainya jatuh hingga nol, menghilangkan miliaran dolar nilai pasar.

Stablecoin apa yang paling populer?

Setelah kita memahami jenis-jenis stablecoin dan cara kerjanya, sekarang kita akan membahas stablecoin paling populer yang tersedia di pasar.

Tether (USDT)

Dengan kapitalisasi pasar sekitar $65 miliar, Tether merupakan stablecoin dengan dukungan fiat yang paling populer di dunia. Tether juga merupakan stablecoin pertama di pasar kripto dan memiliki jumlah transaksi global tertinggi, menjadikannya stablecoin dengan likuiditas tertinggi. Ada tuduhan bahwa USDT tidak benar-benar didukung 1:1 seperti yang mereka klaim, meskipun hal ini belum terbukti.

USD Coin (USDC)

Sesuai dengan namanya, USD Coin terikat pada nilai dolar AS. Stablecoin ini termasuk dalam kategori stablecoin dengan jaminan fiat. Artinya, seseorang dapat membeli satu USDC seharga $1 atau menukarkan satu USDC dengan $1 kapan pun. Pada saat penulisan ini, terdapat total 55,8 miliar USD Coin yang beredar secara global.

Binance USD (BUSD)

Saat ini, Binance USD merupakan stablecoin terbesar ketiga berdasarkan kapitalisasi pasar yaitu $17,5 miliar. Binance USD adalah proyek stablecoin beragunan fiat yang diprakarsai oleh platform pertukaran kripto Binance bekerja sama dengan Paxos. BUSD menjaga rasio 1:1 dengan dolar AS.

Dai (DAI)

MakerDAO meluncurkan Dai di blockchain Ethereum pada tahun 2017. Dai, sebuah stablecoin dengan jaminan aset kripto, menggunakan Ether (mata uang kripto di platform Ethereum) sebagai jaminan, sementara nilainya terikat pada dolar AS. Berbeda dari stablecoin lainnya, DAI bersifat terdesentralisasi dan menggunakan smart contract serta insentif sebagai mekanisme untuk mempertahankan keterikatannya pada nilai dolar.

TrueUSD (TUSD)

TUSD dari TrustToken adalah stablecoin dengan jaminan fiat yang berada di blockchain Ethereum. Setiap token TUSD saat ini mempertahankan rasio 1:1 dengan dolar AS. Pengguna dapat mencetak dan menukarkan token TUSD melalui situs web TrustToken.

Apa risiko stablecoin?

Stablecoin mungkin terlihat seperti solusi terbaik dari dua dunia. Namun, aset ini juga memiliki risikonya sendiri.

  • Hilang nilai acuan: Stablecoin bertujuan untuk mempertahankan nilai yang konstan dengan dukungan mata uang fiat. Stablecoin yang kehilangan nilai acuannya merujuk pada stablecoin yang nilainya turun dari targetnya. Luna adalah contoh terbesar dari hal ini, ketika hilangnya nilai acuannya menyebabkan investor kehilangan puluhan miliar dolar.
  • Risiko regulasi: Meskipun stablecoin terikat pada mata uang fiat, mereka tetap rentan terhadap risiko regulasi. Sebagai contoh, Meta, perusahaan induk Facebook, awalnya berencana meluncurkan stablecoin sendiri bernama Diem pada 2020. Namun, peluncuran tersebut dibatalkan karena kekhawatiran dan penolakan dari regulator keuangan.
  • Kurangnya transparansi: Idealnya, cadangan mata uang akan mendukung stablecoin dengan uang tunai atau aset aman lainnya. Namun, tanpa pengawasan, sulit untuk mengetahui apakah stablecoin benar-benar didukung sebanyak yang mereka klaim. Kekurangan dukungan bisa menyebabkan situasi buruk seperti runtuhnya TerraUSD, yang pada gilirannya memengaruhi seluruh pasar kripto.
  • Inflasi mata uang acuan: Meskipun stablecoin dirancang untuk melindungi dari inflasi, nilainya tetap mengikuti tingkat inflasi mata uang acuan. Misalnya, jika tingkat inflasi dolar AS lebih dari 9%, harga aset akan naik, artinya barang yang bisa dibeli seharga $100 sebelumnya kini akan menjadi $109. Salah satu solusi yang diusulkan adalah flatcoin, yang nilainya didukung oleh sekumpulan barang sehingga tidak mengalami inflasi. Meskipun flatcoin belum diterapkan, suatu hari nanti mereka berpotensi menjadi alat tukar terbesar di dunia.

Siap membeli?

Membeli stablecoin menjadi gerbang menuju sebagian besar pasar kripto. Alih-alih terus mengamati fluktuasi nilai mata uang fiat dari aset kripto saat memutuskan perdagangan berikutnya, stablecoin menawarkan cara untuk memastikan pembelian tetap memiliki nilai yang kurang lebih sama antar perdagangan. Meskipun ini memberikan perlindungan dari volatilitas, potensi keuntungan terbatas pada nilai aset acuannya. Pengguna sebagian besar terlindungi dari penurunan nilai yang tajam, tetapi mereka juga tidak bisa mengharapkan banyak peningkatan imbal hasil.

Worldcoin, sebuah aset kripto baru tetapi bukan stablecoin, bertujuan untuk memberikan setiap orang di Bumi sebuah bagian gratis tanpa mengorbankan privasi. Di Worldcoin, kami berupaya meningkatkan pemberdayaan individu dan kesetaraan kesempatan secara global. Berlangganan blog kami untuk berita dan informasi lebih lanjut seputar dunia aset kripto!